 |
| ilustrasi kisruh Arteria vs Anak Jendral - Doc. Photo : Kompas |
SnapIG.id - Perseteruan antara anggota DPR RI Arteria Dahlan dengan wanita yang mengaku sebagai anak jenderal bintang tiga TNI berbuntut panjang.
Kedua pihak ternyata sudah saling lapor ke kepolisian. Hal tersebut diungkap Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Prayogo. Namun, dalam proses penanganan kasus itu, polisi mencoba memediasi kedua belah pihak. Prayogo mengatakan mediasi tersebut dilakukan agar kasus itu diselesaikan secara damai, sehingga tak perlu diproses hukum.
“Iya betul (saling lapor), yang dilaporkan (dengan) Pasal 315 KUHP," kata Prayoga, Senin (22/11).
Desakan agar kasus tersebut diproses secara hukum datang dari Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Politikus yang akrab disapa Gus Jazil itu meminta Polri melakukan proses hukum apabila menemukan tindak pidana dalam kasus wanita yang mengaku keluarga TNI membentak ibunda Arteria Dahlan.
“Jadi, kan, kita negara hukum, supaya tidak ada istilahnya merusak nama baik seseorang, maka siapa pun itu diproses saja," kata Gus Jazil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/11).
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang menerima video itu lantas mengunggahnya ke akunnya di Instagram. Sahroni meminta wanita yang memaki ibunda sahabatnya itu diusut. "Apakah benar wanita itu istri dari seorang pejabat TNI AD?" ujar politikus NasDem itu dalam unggahannya yang ditautkan ke akun @puspenTNI di Instagram. (cr3/jpnn)
Kisruh pribadi antara Arteria dengan seorang perempuan di Bandara yang diduga anak seorang Jendral bintang tiga ini seakan terus-menerus menyeret Lembaga Negara, mulai dari DPR RI, TNI-AD, Kepolisian dan lainnya.
Gun Romli dan Cyril Raoul Hakim menyinggung kisruh tersebut pada tweetnya dengan sindiran nyeleneh, mereka tidak setuju jika kisruh ini menyeret lembaga-lembaga negara.
“Senggolan di tempat umum mah biasa, mbok ya maaf2an, ini cekcok pribadi smpe bawa2 lembaga, bawa2 bintang, bawa2 partai, kok semuanya mau diseret ke urusan personal.” Tweet @GunRomli
“Sama-sama ngga bisa ‘bawa diri’, karena memang tanpa seragam (militer) atau peneng logo garuda ternyata bukan siapa-siapa.” Balas @chicohakim.
