.jpeg)
.jpeg)
Ilustrasi (Google)
SnapIG, Id - Pada rentang Januari hingga November 2023, Kota Makassar dilanda gelombang perceraian dengan angka mencapai ribuan. Data terbaru dari Pengadilan Agama (PA) klas 1A Makassar mengungkapkan bahwa 2149 kasus perceraian telah tercatat.
Perinciannya, 1642 kasus cerai gugat (pihak istri yang menuntut cerai) dan 507 kasus cerai talak (suami yang mengajukan talak perceraian).
Motifnya beragam, melibatkan masalah ekonomi, cekcok, perselingkuhan, hingga perbedaan orientasi seksual pasangan. Angka ini mencerminkan tantangan keberlanjutan hubungan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan milenial.
Jumlah janda juga meningkat secara drastis, menandai perubahan dinamika sosial yang signifikan.
“Semua Gugatan Cerai itu bervariasi gugatannya, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian itu,” jelas Fatimah, Panitera Muda Hukum, saat ditemui di kantor PA Klas 1A Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Kamis (16/11/2023) dikutip inikata.co.id.
Jumlah ini terbagi beberapa kategori yakni dicabut, dikabulkan, ditolak, tidak diterima, digugurkan dan dicoret dari register.
Ia juga menyebutkan berdasarkan hasil putusan, kasus cerai gugat dan kasus cerai talak yang telah dikabulkan pihak pengadilan agama sebanyak 1767 kasus.
“Iya ada 1767 kasus yang telah dikabulkan berdasarkan putusan terhitung sejak bulan Januari hingga 14 November,” tambahnya.
Sebelumnya pada tahun 2022, jumlah gugatan yang diajukan sebanyak 2659 dan yang dikabulkan oleh pihak pengadilan agama 2244 kasus.
Seiring dengan banyaknya kasus perceraian, jumlah Janda pun bertambah drastis.
Bahkan kebanyakan yang melakukan perceraian adalah pasangan yang masih di usia muda, yaitu kisaran umur 20 an hingga 40 tahun, itu masuk generasi milenial.
.jpeg)
